Pertama sekali biar aku perkenalkan diriku. Namaku ISLAM. Aku sudah lama diyatim piatukan. Dulu, ada orang yang menjaga aku. Namanya SAHABAT NABI. Kemudian, selepas sahabat nabi meninggal semuanya, aku telah dipelihara oleh TABI’IN dan TABI’UT TABI’IN. Sekarang, mereka sudah meninggalkan dunia. Aku sudah tidak ada tempat lagi di hati manusia.
Aku sedih sebab di zaman ini sudah tidak ada lagi manusia yang sanggup menjaga aku, menjaga kebajikan aku. Aku kesepian sendiri tak berteman. Hatiku bertambah pilu, Allah saja yang tahu. Entah kepada siapa lagi aku bermanja….
Jika aku pergi kepada orang kaya, Ah, aku sibuk, mana ada waktu untuk membela ISLAM?? Jika aku mencari simpati dengan orang miskin, aku sendiri tak kecukupan, bagaimana aku membela ISLAM?? Jika aku pergi kepada pelajar, katanya Aku sibuk dengan pelajaran, mana ada waktu untuk menjaga ISLAM???
Sekarang, siapa lagi yang ingin mengambil aku???
Aku pernah bahagia ketika ada yang bersungguh sungguh mengadopsiku. Kusangkakan panas hingga petang, rupanya turun hujan tengah hari. Ternyata kesungguhan itu hanya pura-pura. Aku dibawa kemana-mana lantaran keuntungan yang hendak diraihnya dariku. Banyak yang membawa namaku untuk mencari keuntungan, bahkan aku dijualnya. Akhirnya aku tahu. Hakikatnya hanya namaku yang mereka manfaatkan. Mereka tidak memeliharaku dengan sungguh-sungguh. Aku tetap diabaikan.
Tuan (engkau) yang membaca tulisan ini, bersimpatikah dengan aku yang yatim ini??? Tuan, bantulah aku, kasihanilah aku. Aku sedih karena ditinggalkan oleh manusia. Jika tuan sudi menerima aku sebagai teman hidup tuan, cari aku dalam buku panduan yaitu AL-QUR’AN. Untuk info tambahan ku, silalah rujuk kepada SUNNAH NABI.
Alangkah bahagianya aku dan tuan seandainya tuan juga mengajak orang lain menjaga aku. Aku akan membalas segala jasa baik tuan di akhirat nanti, dan aku senantiasa mendoakan agar Allah yang maha perkasa itu akan membalas jasa baik tuan..
Aku Yang Merana
(Islam)
Source: intifadha
Shared By Catatan Catatan Islami Pages
Rasulullah saw. bersabda: “Islam bermula dalam keadaan asing. Dan ia akan kembali menjadi sesuatu yang asing. Maka beruntunglah orang-orang yang terasing itu.” (HR Muslim no. 145)
No comments:
Post a Comment